Cari Blog Ini

Kamis, 22 Maret 2012

TUANGKAN “VODKA”, DAN MARI BERSULANG!

Dalam film “hertstring” episode pertama sampai tiga digambarkan dua fakultas yang selalu bersaing dengan karakter pemain sendiri-sendiri, yakni fakultas music tradisional dan fakultas music terapan/modern. Sampai suatu ketika mereka mengadakan taruhan untuk membuktikan fakultas music mana yang paling banyak digemari oleh banyak mahasiswa.

Yang menegangkan ketika music tradisional bisa dikatakan sangat menarik dan kemungkinan besar menang, tapi senar gitar yang dipakai putus, sehingga music yang dimainkan belum tuntas. Indahnya alat music tradisional yang dimodivikasi sedemikian rupa sehingga menemukan keasyikan paduan suara antar alat music. Tapi memang nasib belum beruntung sehingga music tradisional dinyakatan kalah karena memang belum tuntas termainkan.

Sekilas tentang film diatas yang ingin diflourkan adalah pertarungan “pencitraan” antar fakultas. Secara tidak langsung, ketika fakultas yang mereka tekuni berhasil menunjukkan taringnya di hadapan massa, maka akan semakin banyak penggemar dan pengikut yang akan menekuni fakultas tersebut. Dalam artian, semakin banyak mahasiswa yang akan mengambil jurusan yang berhasil menampakkan citranya di hadapan public. Karena dirasa berhasil, dan sanggup merebut hati massa.

Dalam tataran yang lebih luas sedikit adalah kampus. Pertarungan “pencitraan” antar kampus untuk menunjukkan yang lebih unggul sangatlah dimungkinkan, walaupun itu bukanlah tujuan utama, tapi tidak bisa dipungkiri akan adanya hal tersebut demi kemajuan kampus untuk berusaha menjawab tantangan zaman dan mendampingi masyarakat sekitarnya.

Sebenarnya, banyak kaitan ketika membicarakan tentang kemampuan kampus atau mahasiswa yang berperan penting dalam dunia akademika dan masyarakat sekitar di sisi lain. Maksudnya, antara kampus, mahasiswa, dan masyarakat sekitar setidaknya ada atau berusaha membangun sebuah hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Labih rincinya, ketika hubungan antara mahasiswa dengan pihak kampus berjalan mesrah dan saling mensupport untuk kemajuan mahasiswa dalam perkembangannya di ilmu pengetahuan yang digeluti sehingga bisa tanding antar kampus dan merebut citra, maka semakin banyak mahasiswa yang akan terpincut untuk masuk pada kampus tersebut. Sehingga yang terjadi adalah banyaknya respon dari kalangan yang lebih luas baik itu instansi yang siap membantu pembangunan kampus untuk lebih besar lagi, atau dari income mahasiswa yang semakin membludak yang juga bisa mempercepat pembangunan fasilitas kampus. Oleh karenanya, sangat dimungkinkan untuk pemunahan kebutuhan bersama dalam dunia academia seringan memblik tangan.

Tidak berhenti dalam kehidupan kampus, karena pada realitanya, ketika kampus berhasil merekut sedemikian besar mahasiswa, maka yang terjadi adalah perkembangan ekonomi di wilayah sekitar yang juga menguntungkan bagi mereka. Katakatanlah pembangunan kos atau kontrakan, warung, tempat hiburan mahasiswa, taman bacaan, warung mahasiswa, dst yang juga melengkapi kebutuhan mahasiswa. Maka secara tidak langsung, kampus telah memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar. Itu dalam ranah materiil, yang ranah kemajuan lain seperti pengetahuan, tatanan masyarakat, dst masih butuh perjuangan lebih lanjut dan pemikiran bersama.

Tidak sesulit yang diresahkan sebenarnya untuk melihat kampus terlihat lebih maju (pencitraan), karena di era abad kita ini, ranah perjuangan tidak sesempit yang dibayangkan. Makanya, butuh kerjasama antara pihak kampus dan mahasiswa demi kebersamaan yang lebih maju. Kalau saya boleh mempersingkat, ya seperti yang ada dalam judul “tuangkan vodka, dan mari bersulang”, sebagai symbol persetujuan dan kebersamaan dalam memperjuangkan sesuatu. Bukankah demikian? hehehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar