Cari Blog Ini

Kamis, 15 Desember 2011

BELAJAR SIFAT ALLAH PADA MBAH KIAI IRFAN (3)

Dari apa yang sudah kita pelajari selama ini dalam ajaran ahlussunnah wal jamaah ala asy’ariyah, ada dari sub babnya yang menerangkan 20 sifat wajib dan 20 sifat kebalikannya serta satu sifat mungkin.

Yang jadi ajaran Mbah Kiai Irfan cuman pertanyaan simple dari dua sifat wajib Allah, yakni sifat wujud dan sifat kalam Allah. Mana yang lebih dahulu antara “ada” atau “kalam/ucapan”? kalau misalnya kita menjawab sifat “ada” yang ada terlebih dahulu, maka bagaimana Dia menceritakan tentang ke-“ada”-annya tanpa “kalam” yang harus dulu ada, bagaimana mungkin bicara “ada” kalau “kalam” belum ada?
Kalau dijawab “kalam”, maka juga menjadi ricuh, bagaimana berkalam kalau belum “ada”? oleh karenanya runtutan dalam ajaran asy’ariyah itu bukanlah bersifat normatif yang harus runtut begitu susunannya (wujud, qidam, baqo’, dst).

Ketika mengalami kebungkaman dalam menjawab soal yang dilontarkan mbah kiai, beliu menjelaskan bahwa jawaban itu ada di sifat “al-awwalu wal akhiru”, Dia yang maha dahulu dan terakhir. Maksudnya, eksistensi entitas “Allah” itu adalah awal, tanpa ada yang lebih dahulu dan tanpa ada akhirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar