Cari Blog Ini

Minggu, 14 Agustus 2011

KACA MATA TEMBUS PANDANG

Persaingan antara agama dengan sains memang berkelik sejak dulu. Katakan misalnya para ulama salafi dulu menggunakan dunia metafisika lewat wahana ajaran sufistik untuk berkomunikasi dengan sesama hamba Allah swt yang berada di daerah jauh yang tentunya dengan izin-Nya. Ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, hanya mereka yang mempunyai kedekatan khusus pada Rabbnya bisa menggunakan fasilitas ini.

Akan tetapi seiring perkembangan zaman, sains modern menciptakan telephon atau sekarang berubah menjadi lebih fleksibel (hand phone) yang dengan alat ini, semua orang bisa berkomunikasi dengan sesamanya walaupun jarak mereka relatif jauh. Ada juga yang menggunakan via internet dan semacamnya, semua produk sains yang menjawab kebutuhan manusia.

Kalau ulama (kiai) dulu bisa meramalkan bentuk tubuh manusia dibalik kain atau sesuatu yang masih terhalang dengan perhitungan falak seperti kata Makmuri Abdus Somad, Dosen Institut Keislaman Hasyim Asy’ari (IKAHA) yang juga pernah membuktikannya. Maka sekarang (sudah sejak tahun 2005) sains modern menciptakan “kaca mata tembus pandang”.

Dvance Technologie Centre, sebuah laboratorium riset dari perusahaan BAE system di Inggris telah mengembangkan kacamata tembus pandang yang memanfaatkan teknologi spektrum kecil gelombang radio, yaitu gelombang Terahertz.

Ada juga yang menggunakan sensor infra merah atau transfer PCB sehingga didapatkan gambar yang jelas. Dengan adanya inframerah atau gelombang tetrahertz tersebut mata kita dapat melihat sesuatu yang disembunyikan dibaliknya. Selain itu, teknologi kacamata tembus pandang ini dapat melihat objek yang berada di kegelapan, kabut dan objek berada di balik jilatan api.

Meskipun menggunakan gelombang radio, tetap tidak mempunyai efek samping bagi mata penggunanya. Gelombang terahertz berada pada frekuensi antara gelombang mikro radar dan gelombang inframerah. Berada pada frekuensi 1 juta megahertz, tidak terlihat dan tidak mengganggu mata. Daya jangkau tembusnya lebih besar dari sinar X, membuat gelombang terahertz mampu mendeteksi benda pada jarak jauh yang disembunyikan di balik sesuatu.

Kacamata tembus pandang sebenarnya diciptakan untuk tentara militer sebagai alat deteksi senjata api, bahan peledak, senjata rahasia bahkan bahan kimia berbahaya, meski tersembunyi.

Teknologi ini juga bisa diaplikasikan untuk bidang kedokteran seperti mendeteksi kanker kulit, kerusakan gigi, dan juga mengendus peradangan narkotika. Selanjutnya teknologi terahertz ini bisa juga diaplikasikan di bidang astronomi untuk meneliti kandungan kimia di Nebula dan Atmosfir planet.

Kaca mata tembus pandang ini (Spy Glasses Transparant) hanya bisa didapat dengan cara impor, salah satunya dari Melbourne Australia. Belum dijual bebas di Indonesia.

Sisi Negatif Kaca Mata Tembus Pandang (Spy Glasses Transparant)
Awalnya memang digunakan militer (peperangan) dalam mendeteksi keberadaan musuh yang bersembunyi dibalik dinding, gudang senjata, atau bom, dst, akan tetapi sudah menjadi karkater dasar manusia yang cenderung suka pada sisi sex. Tergantung manusia itu sendiri yang bisa mengendalikannya atau tidak dalam hal kebajikan atau keburukan.

Banyak yang menyalahgunakan untuk melihat tubuh manusia secara telanjang tanpa busana, khususnya lawan jenis. Dengan kaca mata tembus pandang, tubuh seseorang yang berbalut pakaian terlihat telanjang bulat.

Naasnya, tidak hanya kaca mata tembus pandang, bahkan sudah tercipta dalam kamera yang bisa merekam kondisi yang ia lihat dengan bantuan sinar infra merah atau gelombang terahetz itu.

Nah, disinilah tantangan para ulama, cendikiawan muslim, atau yang dipandang mempunyai kedalaman ilmu agama untuk menjadi benteng pertahanan akhlak penduduk Indonesia sebelum alat ini masuk ke dalam negeri tercinta ini. Sehingga jika memang produk ini masuk ke negara kita bisa dimanfaatkan dengan tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar