Sebuah buku terjemahan yang diberi judul “Negara Madinah, Politik Penaklukan Masyarakat Suku Arab”. Mengupas sejarah 70 delegasi dari suku arab yang menyerahkan diri/takluk pada Nabi Muhammad SAW dan berbai’at setia.
Karya Khalil Abdul Karim, 1999 dengan judul asli “Daulah Yatsrib: Basa’ir Fi ‘Am al-Wufud berusaha menggali lebih jauh suku yang takluk pada kepemimpinan Nabi Muhammad SAW serta mengkritisi sebab takluknya. Sehingga pada saatnya membentuk sebuah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan “’Am al-Wafd/tahun delegasi” dan piagam madinah.
Banyak sekali pengetahuan baru yang kita dapat ketika berusaha mengetahui sejarah Nabi SAW dari buku ini, khususnya pada sisi politik kepemimpinan Nabi SAW, kecerdasan, dan bimbingan Nabi SAW pada umat yang dipimpinnya, bahkan doktrinnya masih bisa bertahan sampai detik ini dengan umat terbanyak di dunia.
Pembahasan yang sangat berani dalam mengkritisi kelebihan dan kekurangan para sahabat dan mempertanyakan banyak hal sejarah yang telah ditorehkan Nabi SAW dan para sahabat.
Harus butuh kehati-hatian dalam membaca buku ini, tidak harus diterima semua apa yang terdiskribsikan dalam buku, karena bisa menggoyahkan pemahaman kita pada kesetiaan para sahabat Nabi SAW.
Seperti yang sudah kita dengar kebanyakan, bahwa para sahabat Nabi SAW terkenal dengan ketaatan mereka. akan tetapi dalam buku ini digambarkan dengan pemahaman baru tentang delegasi dari yaman misalnya, salah satu dari 70 delegasi yang ada dibuku ini.
Dari delegasi yaman, pernah terjadi sebuah pemberontakan dan ketidak puasan atas kepemimpinan kaum Quraisy (Nabi Muhammad). Hal ini dipimpin oleh al-Aswad bin Ka’ab al-Madzhaji al-Unsi yang berusaha memimpin revolusi. Mereka mengusir semua aparatur yang dibangun Nabi SAW, yakni Khalid bin Sa’id dan Amru bin Hazm. Dilatar belakangi oleh rasa peradaban sejarah yaman yang lebih tinggi dari pada peradaban bani Adnan. Walaupun pemberontakan ini hanya berlangsung selama dua bulan dan berhasil ditaklukkan. Bahkan menurut sebagian sejarahwan, ada beberapa yang sempat murtad pada zaman Nabi SAW.
Selain kecerdasan Nabi dalam memimpin dalam membentuk piagam madinah, kesakralan al-qur’an yang diturunkan dengan tujuh dialek (sab’atu akhruf) yang ada juga sangat berpengaruh kuat, yakni empat bahasa milik kabilah hawazun dan tiga bahasa lainnya milik kabilah quraisy. Ada yang berpendapat bahasa itu adalah bahasa Quraisy, Yaman, Tamim, Jurhum, Hawazun, Qudha’ah, dan Thayyi’.
Dengan pengikut sertaan dialek mereka, maka menjadikan semangat mereka dalam pembangunan semakin cepat, apalagi ketujuh bahasa itu dimiliki oleh kabilah yang tidak bisa dianggap remeh, sehingga banyak delegasi yang menyerahkan diri secara cepat. Walaupun ketundukan mereka juga dipertanyakan oleh Khalil Abdul Karim, dikarenakan masih mengajukan berbagai macam syarat sebelum baiat dan atau sikap yang belum ditunjukkan secara totalitas seperti yang dilakukan oleh delegasi yaman. Walaupun kelebihannya diakui Nabi, dan bahkan penyambutannya diberi kehormatan oleh Nabi dengan jubah beliau seketika itu juga.
Buku ini berusaha memaparkan sejarah yang bagus, kronologis, serta kritis. selain juga asyik dibaca dan banyak kelebihan seperti pemahaman baru, akan tetapi juga tak lepas dari kekurangan seperti kesopanan yang kurang di jaga dalam penyebutan nama Nabi SAW hanya ditulis dengan “Muhammad’, dll. Allahu a’lam bissawab!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar